Nyukcruk
Galurna Karuhun
Ngudag
Lacak Laratan anu Baheula
Kiwari
Ngancik Bihari
Ayeuna
Sampeurun Jaga
Terdapatnya sejumlah benda-benda pusaka
peninggalan leluhur Raja-raja dan Bupati Panjalu yang tersimpan di “Bumi Alit”
yaitu bangunan kecil sebagai museum di pojok selatan Alun-alun Panjalu.
Peninggalan tersebut antara lain
Pedang Cis (Tombak Bermata Dua) dan Genta (Lonceng) milik Prabu Sanghiang
Borosngora. Raja Islam pertama di Panjalu. Beliaulah yang membangun ibukota
kerajaan di tempat yang kini terkenal dengan nama Situ Lengkong.
Barang-barang pusaka inilah yang
diamanatkan beliau kepada putranya Adipati Prabu Hariang Kuning dan Adapati
Prabu Hariang Kencana untuk dirawat dan dimaknai nilai-nilainya. Ini
diamanatkan ketika beliau berangkat ke Jampang Manggung (kawasan Sukabumi)
dalam rangka melaksanakan syiar Islam.
Amanat ke dua yaitu :
“Sing saha
anak incu katurunan kaula, isuk jaganing geto hayang ziarah ka kaula teu perlu
neangan dimana kaula dimakamkeun tapi cukup nempo ieu parabot. Lain kaula
nyurup ka ieu parabot, tapi tengetkeun yen ieu parabot bukti perjuangan kaula
ngalap elmu sajati ajaran Islam”.
“Sing
saha anak incu kaula isuk jaganing geto hirup jeung huripna ingkar tina papagon
kaula, mangka moal jamuga”.
Papagon tersebut adalah :
Mangan
karana halal
Pake
karana suci
Ucap
lampah sabenere
Papagon inilah yang kemudian disebut
“Papagon Ka-Panjaluan” sebagai refleksi dari pedoman hidup Islami “Amar Ma’ruf
Nahi Munkar”. Sejak itulah barang-barang pusaka tersebut “Dirawat” agar lestari
dan disosialisasikan maknanya dalam kehidupan sehari-hari warga Panjalu.
Langkah itu digelar dalam suatu
upacara adat yang dikenal sebagai “Upacara Nyangku”. Secara tradisi, Upacara
Adat Nyangku dilaksanakan setiap hari Senin atau Senin pada akhir Bulan Maulud.
Secara
garis besar misi kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1.
Melakukan upaya-upaya
revivalisasi seni dan budaya tradisi Panjalu yang pernah dan hampir punah,
tetapi mempunyai pengaruh positif atas kehidupan Etnis Sunda melalui
upaya-upaya penggalian dan pengembangan serta pelestarian dan repressentasi
dalam bentuk kemasan baru.
2.
Melaksanakan
pemeliharaan, perawatan dan pembersihan pusaka Leluhur Panjalu khususnya Prabu
Sanghyang Borosngora, Raja Islam pertama di Panjalu serta peninggalan raja-raja
lainnya.
3. Mengambil hikmah dari
kegiatan tersebut dalam upaya membangun generasi bangsa sejahtera sesuai dengan
tujuan pembangunan nasional.
4.
Mensosialisasikan
nilai-nilai yang terkandung dalam Papagon Panjalu dan wangsit Borosngora antara
lain : “Mangan Karana Halal, Pake Karana Suci, Ucap Lampah Sabenere”.
0 comments:
Post a Comment