This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Situ Lengkong Panjalu

Situ Lengkong Panjalu

Tuesday, January 31, 2017

Arti Lambang Kebanggaan Desa Panjalu



  1. PERISAI ( LINGKARAN LOGO )
Sebagai gambaran aspirasi penomena Panjalu yang sebelum islam masuk ke masyarakat Panjalu, tetap memasyarakat dengan leluhurnya dilandasi dengan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan 6 sudut yang berarti Rukun Iman.

  1. DUA GUNUNG
Melambangkan Gunung Sawal dan Gunung Bitung yang terletak disisi kanan dan kiri sebagai gambaran cikal bakal terjadinya proses wilayah Panjalu.

  1. AIR YANG BERWARNA BIRU
Air yang diapit oleh dua gunung menggambarkan bahwa Situ Lengkong Panjau dengan air yang ada didalamnya merupakan sumber kehidupan bagi penduduk setempat, air tersebut terpancar ke lima penjuru menggambarkan  lima landasan esensial dalam mengamalkan Pancasila sebagai pandangan hidup beragama dan berbangsa.

  1. DUA PEDANG DI TENGAH AIR
Sebagai tanda datanganya penyebaran Agama Islam ke Panjalu yang dibawa oleh leluhur Panjalu Eyang Boros Anom dari Makkah yang pertama menganut Agama Islam dengan air zam zamnya yang ditumpahkan di Situ Lengkong Panjalu.

  1. OBOR
Menggambarkan Situ Legnkong Panjalu ditengahnya terdapat makam leluhur Panjalau yang disebut Nusa Gede, mengandung makna sejarah terbentuknya kerajaan Panjalu yang terkenal dan mencapai keemasan di berbagai daerah sehingga menimbulkan Ritualitas, daya kreasi dan inspirasi bagi para pendatang yang masuk kealamnya.

  1. SEBELAS GIGI GIR MELINGKARI AIR
Menggambarkan bahwa Desa Panjalu dudukung oleh sebelas kampung sehingga aktifitas masyarakat Panjalu berkesinambungan sehingga keberadaan Situ Panjalu mendatangakan kemakmuran bagi masyarakat Panjalu.

  1. KALIMAT DI DALAM PITA
TUNGGULING RAHAYU TANGKALING WALUYA
Yang artinya kita hidup di dua alam yaitu alam duni dan alam akhirat dengan harapan mendapatkan keselamatan di keduanya.

  1. LATAR WARNA UNGU
Merupakan warna khas yang dipakai dalam Kabupaten Ciamis.

  1. LATAR WARNA KUNING KEEMASAN
Adalah Panjalu sebagai pertanda tetap mengacu dalam jaman keemasan raja-raja Panjalu di jaman dulu dan sampai sekarang kita harus dapat memepertahankannya.

Tujuan Upacara Adat NYANGKU PANJALU

Dengan adanya arus globalisasi dan revolusi informatika mengakibatkan kebudayaan bangsa yang menghuninya akan dihadapkan kepada peradaban dunia. Peradaban yang tidak selalu positif teerhadap sendi-sendi budaya suatu bangsa.

Arus globalisasi berimplikasi runtuhnya berbagai bentuk proteksi termasuk proteksi seni dan budaya. Sedangkan revolusi informatika berimplikasi masuknya informasi dari segala penjuru dunia termasuk informasi yang bermuatan seni dan budaya “Asing”. Dengan kemasan yang sangat canggih budaya “Asing” ini terlihat lebih menarik daripada kemasan budaya kita yang pada akhirnya baik para pelaku seni suatu Negara ataupun konsumen seni akan berpaling dari kebudayaan asli warisan leluhurnya.

Dengan adanya globalisasi dan arus informatika ini, jika kita tidak waspada mempunyai strategi dan proteksi yang handal, ini menjadi isyarat kematian bagi kebudayaan asli. Bahkan akan menjadi isyarat kematian bagi eksistensi bangsa itu sendiri. Ini bukan rakayasa! Pengaruh tersebut sudah sangat jelas kelihatan pada kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.

Mengadakan suatu perlawanan melalui sensor seni dan kebudayaan adalah hal yang tidak mungkin pada zaman reformasi ini.



Kemudian apakah yang harus diluncurkan?
Tiada lain salah satunya adalah memperkuat seni dan budaya Indonesia pada umumnya, seni dan budaya Tatar Sunda pada khususnya. Yaitu dengan mengintensifkan upaya-upaya pengalian, pelestarian, presentasi dan representasi seni budaya serta “Investasi budaya”. Terutama sekali adalah investasi budaya Sunda pada generasi pengganti. Strategi ini harus disertai dengan upaya-upaya pendidikan dan pembinaan terutama kepada anak-anak kita dan kepada masyarakat secara umum yang berkesinambungan.

Kami berpendapat bahwa strategi ini adalah salah satu strategi yang paling menjanjikan dengan hasil yang signifikan meskipun akan memakan waktu yang cukup lama dan kerja keras para seniman dan budayawan itu sendiri.




Atas dasar itulah maka kami berbulat hati dan bertekad untuk menyelenggarakan Kegiatan Budaya di Panjalu Kabupaten Ciamis sebagai pengembangan Prosesi Upacara Tradisi “Nyangku dan Festival Budaya Panjalu” pada Bulan Maulud.

Latar Belakang NYANGKU dan FESTIVAL BUDAYA PANJALU

Nyukcruk Galurna Karuhun
Ngudag Lacak Laratan anu Baheula
Kiwari Ngancik Bihari
Ayeuna Sampeurun Jaga

Terdapatnya sejumlah benda-benda pusaka peninggalan leluhur Raja-raja dan Bupati Panjalu yang tersimpan di “Bumi Alit” yaitu bangunan kecil sebagai museum di pojok selatan Alun-alun Panjalu.

Peninggalan tersebut antara lain Pedang Cis (Tombak Bermata Dua) dan Genta (Lonceng) milik Prabu Sanghiang Borosngora. Raja Islam pertama di Panjalu. Beliaulah yang membangun ibukota kerajaan di tempat yang kini terkenal dengan nama Situ Lengkong.

Barang-barang pusaka inilah yang diamanatkan beliau kepada putranya Adipati Prabu Hariang Kuning dan Adapati Prabu Hariang Kencana untuk dirawat dan dimaknai nilai-nilainya. Ini diamanatkan ketika beliau berangkat ke Jampang Manggung (kawasan Sukabumi) dalam rangka melaksanakan syiar Islam.




Amanat ke dua yaitu :

Sing saha anak incu katurunan kaula, isuk jaganing geto hayang ziarah ka kaula teu perlu neangan dimana kaula dimakamkeun tapi cukup nempo ieu parabot. Lain kaula nyurup ka ieu parabot, tapi tengetkeun yen ieu parabot bukti perjuangan kaula ngalap elmu sajati ajaran Islam”.

“Sing saha anak incu kaula isuk jaganing geto hirup jeung huripna ingkar tina papagon kaula, mangka moal jamuga”.

Papagon tersebut adalah :

Mangan karana halal
Pake karana suci
Ucap lampah sabenere


Papagon inilah yang kemudian disebut “Papagon Ka-Panjaluan” sebagai refleksi dari pedoman hidup Islami “Amar Ma’ruf Nahi Munkar”. Sejak itulah barang-barang pusaka tersebut “Dirawat” agar lestari dan disosialisasikan maknanya dalam kehidupan sehari-hari warga Panjalu.
Langkah itu digelar dalam suatu upacara adat yang dikenal sebagai “Upacara Nyangku”. Secara tradisi, Upacara Adat Nyangku dilaksanakan setiap hari Senin atau Senin pada akhir Bulan Maulud.

Secara garis besar misi kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1.        Melakukan upaya-upaya revivalisasi seni dan budaya tradisi Panjalu yang pernah dan hampir punah, tetapi mempunyai pengaruh positif atas kehidupan Etnis Sunda melalui upaya-upaya penggalian dan pengembangan serta pelestarian dan repressentasi dalam bentuk kemasan baru.
2.        Melaksanakan pemeliharaan, perawatan dan pembersihan pusaka Leluhur Panjalu khususnya Prabu Sanghyang Borosngora, Raja Islam pertama di Panjalu serta peninggalan raja-raja lainnya.
3.      Mengambil hikmah dari kegiatan tersebut dalam upaya membangun generasi bangsa sejahtera sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.
4.        Mensosialisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Papagon Panjalu dan wangsit Borosngora antara lain : “Mangan Karana Halal, Pake Karana Suci, Ucap Lampah Sabenere”.
5.        Mendorong upaya menggali nilai-nilai budaya sendiri agar tidak kehilangan jati diri dalam menghadapi tantangan era globalisasi (dampak 5 F : Food, Film, Fasion, Finance and Daight).